STATUS ANAK YANG LAHIR DARI RUJUK TIDAK TERCATAT PERSPEKTIF FSTATUS ANAK YANG LAHIR DARI RUJUK TIDAK TERCATAT PERSPEKTIF FIKIH KONTEMPORER DAN HUKUM POSITIFIKIH KONTEMPORER DAN HUKUM POSITIF

Abstract

Penelitian ini membahas status anak yang lahir dari rujuk tidak tercatat dalam perspektif fikih kontemporer dan hukum positif. Fenomena ini terjadi karena masih banyak masyarakat yang melakukan rujuk hanya berdasarkan hukum agama tanpa melibatkan pencatatan resmi di Kantor Urusan Agama (KUA). Akibatnya, anak yang lahir dari hubungan tersebut sering menghadapi ketidakjelasan status hukum dan administratif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status anak hasil rujuk tidak tercatat menurut fikih kontemporer dan hukum positif serta menawarkan solusi hukum yang menjamin kepastian status anak. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan normatif-empiris. Data diperoleh dari studi kepustakaan dan wawancara dengan pelaku rujuk tidak tercatat (Sittiani) serta pihak KUA Bondowoso. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam fikih kontemporer, rujuk yang dilakukan dengan memenuhi syarat dan rukunnya tetap sah secara agama meskipun tidak dicatatkan, sehingga anak yang lahir darinya berstatus sah. Namun, menurut hukum positif Indonesia, rujuk tidak tercatat tidak memiliki kekuatan hukum administratif. Oleh karena itu, penyelesaian dapat dilakukan melalui isbat nikah di Pengadilan Agama agar rujuk diakui secara hukum dan anak memperoleh kepastian status keperdataan.