PERLINDUNGAN HAK ANAK HASIL PERNIKAHAN SIRI DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM (KHI) PERSPEKTIF MAQASID SYARIAH (DI DESA SUKOWONO KECAMATAN SUKOWONO KABUPATEN JEMBER)

Abstract

Perlindungan hukum terhadap hak anak hasil nikah siri dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) perspektif maqāṣid syarī‘ah dengan studi kasus di Desa Sukowono Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik nikah siri di Desa Sukowono masih marak terjadi dengan faktor penyebab utama berupa keterbatasan ekonomi, dorongan religius untuk menghindari zina, serta kendala administrative seperti belum adanya dokumen pendukung pernikahan. Meskipun sah secara agama, tidak tercatatnya pernikahan menyebabkan anak hasil nikah siri kehilangan hak identitas, nafkah, waris, dan pengakuan nasab. Berdasarkan Pasal 100 KHI, anak yang lahir di luar perkawinan hanya memiliki hubungan nasab dengan ibunya, sehingga kedudukannya lemah dalam hukum positif. Namun, dari perspektif maqasid syariah al-Syāṭibī, perlindungan terhadap anak merupakan bagian dari tujuan utama syariat, yaitu menjaga keturunan (ḥifẓ al-nasl), menjaga jiwa (ḥifẓ al-nafs), dan menjaga harta (ḥifẓ al-māl). Oleh karena itu, pencatatan atau isbat nikah menjadi instrument penting untuk merealisasikan kemaslahatan, menjamin kejelasan nasab, serta melindungi hak-hak anak secara legal dan moral. Penelitian ini menyimpulkan bahwa perlindungan anak hasil nikah siri di Desa Sukowono masih bersifat sosial dan moral, belum formal-yuridis, sehinggadiperlukan sinergi antara hukum negara dan prinsipmaqasid syariah agar hak-hak anak dapat terlindungi secara menyeluruh.