FILSAFAT BAHASA DALAM RETORIKA POLITIK: ANALISIS UJARAN PEJABAT DAN DAMPAKNYA TERHADAP WACANA PUBLIK

Authors

  • Mohammad Fikri Sekolah Tinggi ilmu Syariah Nurul Qarnain Author

Keywords:

Filsafat Bahasa, , Retorika Politik, Tindak Tutur, , Kekerasan Simbolik, Wacana Publik.

Abstract

Fenomena ujaran pejabat publik di Indonesia menunjukkan pergeseran signifikan dalam gaya komunikasi politik, dari retorika formal menuju penggunaan bahasa yang lebih provokatif dan kadang kontroversial. Artikel ini menganalisis ujaran pejabat dengan menggunakan pendekatan filsafat bahasa, khususnya teori tindak tutur yang dikembangkan oleh J.L. Austin dan John Searle, serta konsep kekerasan simbolik Pierre Bourdieu. Melalui analisis kualitatif terhadap pernyataan delapan tokoh publik Indonesia pada tahun 2025, penelitian ini mengidentifikasi pola-pola ujaran yang vulgar, menyederhanakan isu kompleks, dan menggunakan humor merendahkan sebagai bagian dari strategi politik. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa ujaran yang dikeluarkan oleh pejabat publik tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga memiliki dampak sosial-politik yang mendalam, membentuk persepsi publik dan mengubah batas etika komunikasi politik. Fenomena ini mempengaruhi wacana publik, di mana bahasa yang kasar atau tidak sopan menjadi lebih diterima, sekaligus mengaburkan norma komunikasi yang seharusnya menjaga kualitas deliberasi publik. Penelitian ini mempertegas pentingnya literasi wacana politik dalam masyarakat dan mendorong perlunya pengawasan lebih ketat terhadap penggunaan bahasa oleh pejabat publik untuk menjaga integritas demokrasi dan etika komunikasi dalam politik.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2025-08-30

How to Cite

FILSAFAT BAHASA DALAM RETORIKA POLITIK: ANALISIS UJARAN PEJABAT DAN DAMPAKNYA TERHADAP WACANA PUBLIK. (2025). YUDHISTIRA: Journal of Philoshopy, 1(2), 11-22. https://ejournal.bamala.org/index.php/yudhistira/article/view/480