FILSAFAT MULLA SHADRA HIKMAH MUTA`ALIYYAH DALAM ISLAM
Abstract
Pada abad ke-12 masehi, pada saat itu pula dipersia muncullah tradisi filsafat baru yang mana dipelopori oleh syihab al-din suwardadi. Dan disaat itu pula muncullah seorang filosof muslim yang yang terbesar di era modern dipersia yakni Sadr Al-Din Al-syirazi, tetapi lebih di kenal dengan sebutan Mulla Shadra. Sama halnya dengan karyanya Hikmah Muta`alliyah yang dikarang oleh mulla shadra bahkan disebarkan oleh murid muridnya sebagai mazhab pemikiranya. Jenis maupun metode didalam kajian ini adalah menggunakan sebuah metode kajian kepustakaan (library reseach). menurut Mulla Shadra sebutan Hikmah tidak hanya memfokuskan terhadap sikap teoritis melainkan Al-Hikmah Al-Muta`alliyah juga memfokuskan pelepasan diri, dari hawa nafsu dan penyucian terhadap jiwa jiwa ataupun kotaran yang sifatnya material. Bukan itu saja ada beberapa prinsip yang menjadi sebuah fondasi ontologi dari filsafat al-hikmah al-muta`alliyah adalah sebagai berikut: pertama Fundamental atau prinsipil eksistensi (ashalat al-wujud). Kedua Wahdat al-wujud (the unity of eksistens). Ketiga Tasykik al-wujud (gradasi wujud). ada empat sumber utama yang secara sadar disatukan yakni oleh Mulla Shadra untuk membentuk “sistesis” diantara lain sebagai berikut: pertama Tradisi peripatetik ibnu sina. Kedua Tradisi illuminasi al-suhrawardi. Ketiga Ibnu arabi dan sufisme. Keempat Wahyu.
Downloads
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Muhammad Fery (Author)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
The article will be governed by the Creative Commons Attribution license as currently displayed on Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.